Shou's Note
Maya
Ini sebuah cerita dari seorang kawan sebut saja namanya Yuda. Seorang dengan logika super canggih.. Hmm..belum super juga sih, terkadang masih suka nge-lag juga. Seorang yang benar-benar semaunya sendiri. Entah apa yang dipikirkannya. Meskipun begitu, ia pintar, sangat pintar bahkan sangat logis ketimbang teman-teman saya yang lainnya. Semua jawaban dari pertanyaannya harus punya alasan kuat, atau ia tidak akan berhenti bertanya, bahkan ia sampai dibilang orang mirip orang Yahudi. (sorry, no SARA).
Saya juga tidak mengerti mengapa mereka selalu membandingkan kawan saya itu dengan Yahudi. Apa salahnya kalau bertanya terus menerus? Bagian dari rasa penasaran itu bagus kan, ini bukan soal SARA. Maaf!
Saya bisa dibilang cukup dekat dengannya, karena saya pikir dia bisa saya jadikan teman diskusi. Kebiasaan insomnianya yang selalu membantu menjawab beberapa pertanyaan-pertanyaan saya. Hampir setiap malah tak pernah tidur lantaran terbiasa dengan pola hidup seperti itu. Tidak semua orang bisa mengerti orang-orang kalong seperti kami, yang kelewat kritis akan rasa ingin tau kami. Panjang lebar kami bicara, semakin dekat kami tau satu sama lain. Akhirnya, aku menemukan sebuah kisah berat dalam hidupnya. (Saya belum mendapat izin untuk bisa bercerita di sini dari sahabat saya, jadi belum dapat saya share). Sangat sulit memang untuk mengetahui isi hati sahabat saya yang satu ini.
Malam itu, kami online seperti biasanya dan membahas bermacam-macam topik. Sampai tiba saatnya kami kehabisan topik, ia bertanya "ada lagi yang mau dibahas sebelum tidur?" kira-kira pukul 3 malam itu, saya mencari topik lain, karena penasaran dengan apa yang akan ia jadikan jawaban. Laltu terbesit satu pertanyaan di benak saya. "Cita-cita lo apa?"
Ia hanya menjawab "cita-cita gue, jadi orang yang punya investasi di mana-mana"..
Simple ya jawabannya. Sampai akhirnya saya jatuhi sebuah pertanyaan "Lo pernah broken home?"
Layar chat saya kosong sejenak, tak ada jawaban darinya dan dia pun menjawab "gue ga tau namanya apa, tapi dulu gue pernah punya masalah sama keluarga gue"
"Dulu gue pernah kabur beberapa kali dari rumah, pertama kali gue kabur waktu gue kelas 3 SMP. Gara-garanya gue ribut sama bokap. Ga ada yang tau gue di mana tapi akhirnya cewe gue waktu itu yang bilang ke nyokap gue, gue ada di mana. Akhirnya gue disuruh pulang".
"Cewe gue waktu itu temen TK gue, jadi nyokapnya udah deket sama nyokap gue. Makanya dia ngasih tau gue di mana" katanya. Saat itulah pertama kali Yuda kenal rokok.
Ia sempat beberapa hari kabur dari rumah. Kelas 3 SMA juga terulang. Bahkan, ia tidak pulang berhari-hari. Pacarnya saat itu tidak mengadukannya ke rumah, tetapi ia sempat menyuruhnya pulang. Ia tetap tidak pulang, sampai akhirnya dia pulang dengan sendirinya saat hatinya bilang pulang.
"Waktu gue keluar, gue sempat ilang arah, gue bingung duit udah abis. Akhirnya gue ngamen sama temen-temen tongkrongan gue".
"Terus lo pernah nyalahin Tuhan?" tanya Saya.
"Hmm.. sori klo soal itu gue ga bisa cerita" jawabnya.
Saya coba mengerti, bahwa itu konflik batin terberat dalam dirinya.
Lalu kami menyudahi obrolan itu dengan pertanyaan seperti biasa, "Mau tidur bareng? gue udah ngantuk, klo ga gue tidur duluan" tanya saya.
"OK" jawabnya simple.
Akhirnya kami benar-benar menyudahi diskusi malam itu.
Regards
ailupika
menyimpan cerita lama sendiri dari kisah para sahabat