EFT >> Ketukan Nurani


Hikmah selalu ada pada semua yang kita alami, saat mempelajari sesuatu, saat mencoba memahami sesuatu, saat menghindar dari sesuatu, saat mencari sesuatu yang kita anggap benar. Klise saja! Sudah ada sesiapa yang memahami apa maksudnya, saya yakin.

Cerita saya kurang lebih hampir 1 tahun yang lalu atau kurang.
Dimensi di mana begitu dalam, begitu tenang tanpa rasa takut. Saya berpikir saya sudah menemukannya. Ternyata belum. Sama sekali belum, nyaris tepatnya saat itu. Saya belajar banyak hal tanpa rasa puas akan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang saya cari.

Saat itu datang, ketika kebebasan yang saya artikan terancam di dalam dan mereka meronta, berteriak minta keluar. Itu awalnya. Membawa saya ingat untuk kembali ke titik nol, bukan nol yang sebenarnya. Tapi nol yang begini { }. Kesadaran saat itu sudah di ambang batas, batasnya untuk teracaukan oleh dalih kebebasan dan itu membuat kesabaran seolah berbatas. Saya pikir sudah cukup umur, saya salah. Saya pikir sudah bisa bertahan. Saya memang yakin, sangat yakin, itu benar! Saya salah, saat saya membiarkan para monyet berjingkrak pada sistem limbik saya. Saat saya menganggap semua begitu mudah, memang begitu saja seharusnya, bukan makna lain yang harus dialih-alihkan. Memang, pelajaran tidak pernah berhenti. Bahkan, di saat sebuah misi baru saja terselesaikan, Tuhan buat itu seolah-olah lewat pikiran.

Saya sadar saat saya melalui semuanya. Saya hanya mendiamkannya. Pengembangan bahkan tidak ada, muai sekalipun tidak. Saya hanya menyadari, tanpa mencari tau bagaimana menjadi berdaya dan menyengat kembali otak ini dengan kejutan listrik sekian volt yang bisa membuat adrenalin kembali mencuat. Saya mulai terbiasa dengan alih-alih, terbiasa dengan "ya sudahlah". MATI!! KEBAL!! BEBAL!! Saat itu!!

Saya baru ingat, pernah diingatkan sebuah pertanyaan begini, "kebebasan seperti apa yang kamu maksud?"
Saya juga baru menyadarinya, jika dulu saya mengartikan kebebasan itu, saya benar-benar belum menemukan jawabannya. Tak lebih hanya ego. Lalu, saat keadaan saya begitu, saya ingat bahwa dulu saya pernah meminta hal yang sama dengan keadaan saat itu. Saya pernah bertanya di dalam kepala saya yang penuh pertanyaan, "kenapa saya tidak punya pemikiran seperti orang kebanyakan saja? jadi saya tidak perlu lelah jadi orang aneh dengan membawa banyak pertanyaan yang tidak bisa dijawab orang lain" dan Tuhan mengabulkannya, dan kini saya sadar. Saya hanya ingin kembali ke saat permohonan itu belum terlintas di kepala saya. Malah, saya butuh lecutan begitu keras untuk membangkitkan mesin awal lagi. Mungkin akinya soak.

Beberapa hari lalu, benar-benar saya dilecut. Dan itu berhasil membangkitkan kembali semuanya. EFT yang dulu tidak menarik fokus saya, kini saya tau pembelajaran itu benar-benar penting dan sadar bahwa saya bisa kembali kapan pun saya mau. Mereka itu ketukan, sesuatu yang mengetuk nurani. Membangkitkan syaraf dari titik ketukan membawa kejutan ke dalam sistem bawah sadar. Menjangkar kembali semangat. Membangkitkan keyakinan.

Dari semuanya, terlalu banyak pelajaran yang saya dapat dan terlalu banyak pula pelajaran yang saya lewatkan masa itu. Bahkan penyesalan jadi sebuah pelajaran yang bisa diteliti. Selalu ada hal positif dan negatif di setiap situasi. Kita hanya pemilah lalu mengubahnya menjadi lebih positif jika itu masih belum cukup. Yakin!




Regards,

ailupika
Sekarang kembali hambar yang isi. Apa lagi pertanyaannya?!
"Saya menerima perasaan yang saya rasakan saat ini dan saya mencintai diri saya sendiri dan semakin mencintai diri saya sendiri"

Leave a Reply