"Apa Kata Pakar Pendidikan Hari ini?"



Hari ini, sambil jalan-jalan di internet. Ga sengaja nemu artikel menarik. Masih soal pendidikan yang terus membuat saya gereget. Kita bisa bicara banyak, tapi dunia hanya ingin melihat bukti dan solusi. Semoga semakin banyak yang menyadarinya.

Marthin Luther King (1546 M)
Tujuan landasan adanya pendidikan adalah mengajarkan agama. Keluarga merupakan sentra utama dalam menghadapi anak-anak.

Jean Jacques Rousseau (1718 M)
Tuhan menciptakan segalanya dengan baik, adanya campur tangan manusia menjadikannya jahat. Pendidikan harus back to nature, bersifat alami.

Frederich Wilhelm Froebel (1852 M)
(Pembuat Kindergarten pertama)
Pendidikan tidak terlepas hubungannya dengan Tuhan dan alam. Bermain adalah metode pendidikan anak dalam meniru kehidupan orang dewasa dengan wajar.

John Dewey (1952 M)
(Teori Progressivism)
Menekankan pendidikan menurut minat anak. Dalam bukunya "My Pedagogical Creed" mengatakan bahwa pendidikan adalah proses dari kehidupan dan bukan persiapan masa yang akan datang.

Benjamin Bloom (1964 M)
Bloom mengamati kecerdasan anak dalam rentang waktu tertentu. Ia menghasilkan taksonomi Bloom. Kecerdasan anak pada usia 15 tahun adalah hasil dari pendidikan usia dini. 

Rabindranath Tagore (Pemenang Nobel Sastra 1913 M)
Sekolah adalah siksaan tak tertahankan. 

Kahlil Gibran
Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu
Mereka dalah putra putri kehidupan yang merindukan dirinya sendiri
Mereka datang melalui engkau tetapi bukan dari engkau
Karena itu walaupun mereka bersama engkau bukan berarti mereka milik engkau


Bagus Iswiratmoko
Saya tidak peduli dengan metode. Yang saya pedulikan akan jadi apa anak itu 30 tahun mendatang. Percuma kalau cuma pintar berhitung. Percuma kalau cuma bisa ngakalin orang. Ternyata alam menyediakan  jauh lebih bermanfaat, yang kalau orang melupakannya kelak akan jadi susah sendiri. 


Ups! Saya harus bilang yang terakhir ini bukan pakar pendidikan terkenal di dunia. Hmm.. Menurut saya, beliau salah satu orang yang tersadar. Ya. Semua pakar juga begitu. Belum saya kenal orang yang mau "seberbagi" dia soal teori dan praktek kehidupan. Kalau kata sahabat saya, mungkin karena kamu belum mau mebuka diri untuk bisa mendengar pelajaran dari orang lain. Insting saya belum menuntun saya untuk orang yang setengah-setengah. Ya. ada satu lagi yang sudah menarik insting saya untuk belajar soal kemanusiaan. Seorang asing dari Prancis, namanya Beatrice Verchot, seorang physiotherapist. Dia yang buat saya bertanya-tanya, apakah benar pendidikan di luar jauh lebih menggunakan hati? Karena dia sebegitunya menolong orang lain. Saya harap, kejadian yang baru saja saya dan teman-teman tim alami tidak menjauhkan kami dari orang se-punya hati seperti Beatrice. Kalau pun harus terjauhkan, semoga saya menemukan orang lain yang bisa menarik insting saya kembali.


Regards,

ailupika
Belahan dunia mana yang menyediakan pendidikan sehat? Bukan soal belahan mana pun. Ini tentang kesadaran.



Leave a Reply