Mungkin saya benar-benar sedang menepi. Saya rindu masuk ke dalam pusaran dimensi yang membesarkan. Sebuah rasa yang selalu menjadi euforia umat manusia sepanjang sejarah, kini benar-benar mengabutkan, membuat saya memutuskan untuk menepi.
Sebuah buku yang baru saya tamatkan sekitar 4 hari yang lalu membuat saya berpikir "semua" itu ada benarnya juga. Manusia dan Orangutan. Sebuah topik yang masuk ke dalam perbandingan kehidupan manusia yang terlalu puitis. Orangutan membuat ikatan dengan keluarganya dan semua yang mereka sayangi sekali saja, meskipun nantinya mereka hidup soliter tanpa siapa pun. Keyakinan mereka bahwa ikatan itu sekali untuk selamanya membuat mereka berpikir, ya mereka memang ada untuk aku selamanya. Jadi tidak perlu khawatir mereka pergi jauh atau pun dekat dengan mereka. Bahkan manusia lah yang berpikir terlalu puitis, berpikir terlampau muluk. Rasa tidak percaya mengacaukan segalanya, rasa takut membuyarkan radar masa depan, dan kekhawatiran menarik mundurnya dari petualangan pusaran dimensi yang super duper luasnya.
Dan saya pikir, bahkan spiritual sejatinya binatang dan tumbuhan itu lebih erat dan lebih dalam ketimbang manusia. Selama manusia tidak sombong bahwa kita ini manusia. Kita semua partikel alam yang sama, hanya disusun menjadi lebih istimewa. Saking istimewanya, kita lupa bahwa kita sedarah sedaging separtikel. Hanya berbeda bentuk, warna, dan bau. Cair, kental, padat, hijau, merah, kuning. Itu keindahan semesta yang dianugerahkan kepada kita. Memang sepatutnya bersyukur.
Ini tepian, yang mungkin melambatkan saya. Tapi lebih dari itu, saya hanya yakin, saya sedang ada di dimensi yang lain. Dimensi yang melarutkan, dimensi yang mengawang-awang, entah dimensi berapa, mungkin lebih rendah atau mungkin lebih tinggi. Lebih rendah karena ini membawa saya pada sebuah kata realitas yang tidak abadi, yang terlihat jelas bahwa saya marah, saya kesal, saya senang, saya bahagia. Namun, mungkin saja dimensi ini lebih tinggi, karena saya hanya bisa merasakannya, mungkin lebih kasat dan lebih halus dari astral. Dimensi berapa pun saya kini, saya tetap harus belajar.
Hal yang akan selalu saya simpan, bahwa mungkin ini adalah salah satu entheogen yang menjadi kunci untuk saya kembali pada siapa diri saya sebenarnya. Orang tua, Orang sakit, Orang meninggal, dan anak-anak.
Regards,
ailupika
Pesan-Nya : nikmati saja, tanpa merubah arti sebenarnya.