Vortex


Sore ini, masih hujan.
Aku masih bersamanya.
Selubung itu pun masih terbawa.
Di dalam bumbung transparan.
Aku mati.

Bersama alunan musik folk british.
Aku mengingat sebuah memoar.
Di mana aku menyesal pernah berada di tengahnya.
Pusaran perasaan yang deras.
Dulu, selalu tak berbalas.

Lalu...
Kembali Tuhan berbisik.
Hempas senja di Asia Afrika saat itu.
Dan aku pilih mengalun.
Cukup...

Aku masih bersama diriku.
Mencari pelarian.
Dia memanggil kembali.
Aku bimbang.
Kembali setan dalam kepalaku bicara.
Aku harus kembali.
Demi mereka...

Hingga buncah.
Khayalan mengawang-awang.
Tetesan air mata itu lalu menjadi pelangi.
Pelangi yang sebenarnya.
Bagaimana pelangi??
Mereka transparan,,
Terkadang menghilang,,
Terkadang menebal,,
dan dirindukan.

Berlanjut..
Masih akan berlanjut
Ya...

Regards

ailupika
saat suntuk melanda dan pikiran membawa saya ke awang-awang






Leave a Reply