Marginal, Sebuah Memori

Akhirnya saya berhasil mendekati dunia yang sangat saya ingin tau. Saya anggap ini sebagai salah satu pengabulan Tuhan terbesar untuk saya. Sebelumnya, saya ingin ucapkan terima kasih pada pemimpi yang membuat saya bisa mengenal dunia ini.


Mungkin sebagian dari kalian sudah pernah mengenal dunia semacam ini dan saya sangat berharap kalian mau mengajak saya lain kali.^^
Dunia yang kebanyakan orang metropolis itu benar-benar sebuah margin, sebuah batas, sebuah kejijikan, dan tidak layak. Kaum marginal.

Beberapa minggu lalu terhitung sejak hari ini, saya baru lagi merasa bebas, di antara keterkekangan saya.
Bertemu orang-orang dengan latar belakang luar biasa. Bukan dengan mobil mewah, BB atau Iphone, dan beruang banyak (Sepertinya ini kesekian kalinya saya menghardik mereka, suatu saat saya pasti akan sadar mereka juga dibutuhkan, bahkan mungkin saya). Entahlah, atau mungkin saya masih belum menemukan sosok inspirasi dari orang dengan latar belakang semacam itu.
Kali ini, benar-benar dengan latar belakang luar biasa [lagi-lagi menurut saya]. Mereka anak-anak, ya ada juga sekumpulan remaja. Sekumpulan orang-orang bebas. Mereka marginal, hidup di batasan kota. Mungkin tidak tau alamat rumah tepatnya. Hei, ini dalam rangka "Hari Anak Nasional 2011" dan saya terlibat!! Saya sangat bersyukur.

Bimbel Koran, kawasan Buaran?!?



ailupika

regards
ini awal petualangan seru. tunggu saya!!!!^^

Leave a Reply