Satu Mimpi untuk Berjuta Realitas


Kembali lagi sebuah pengalaman hidup yang baru saja saya sadari beberapa hari yang lalu..

Untuk setiap orang yang masih memiliki mimpi yang begitu besarnya..
Duduk, diam dan dengarkanlah, wahai para pemimpi!!!

Sebuah mimpi, mampu membuat kita mengawang-awang. Tapi sayang, pikiran kita punya berjuta mimpi dan hal itu pun membuat kita memiliki berjuta awang-awang. Banyak orang bilang, "hmm.. mimpi terus kamu!! mimpimu terlalu tinggi,,udahlah yang realistis aja!"

Namun saya dan beberapa orang masih memilih mimpi dan membiarkannya hidup di dalam pikiran kami. Terkadang mimpi membuat saya keblinger, sampai saya tidak mau berbuat apa-apa, hanya bermimpi terus. Karena itu sangat indah!! dan imajinasi kita membawa kita jauh ke masa depan, masa di mana kita begitu mengidamkan sesuatu, mengharapkan sesuatu. Sampai semasa saya SMA, saya masih mampu bermimpi sepuasnya. Kini, saya jadi semakin jarang bermimpi padahal saya sangat suka. Saya berpikir saya tidak mau kehilangan mimpi saya begitu saja karena itu saya mencatat semua mimpi saya. Saya buat semuanya dalam bentuk konsep meskipun coret sana coret sini, coret moret itu saya sebut mimpi. Hehe. Entah sudah berapa buku yang saya habiskan untuk mencatat semuanya.

Nanti, semakin kita asyik bermimpi, akan muncul sebuah mimpi, hanya satu mimpi yang benar-benar kalian inginkan. Satu mimpi saja, namun bukan mimpi yang lainnya menghilang,,hmm.. tidak kawan. Satu mimpi ini akan menjadi sesuatu yang membuat kalian begituuuuu tenangnya saat memimpikannya, begitu ikhlasnya saat menjalankannya, begitu hatimu akan merendah saat mengingatnya, dan cukup membuat air matamu berlinang saat merenungkannya. Itu yang mungkin disebut target hidup atau apalah namanya, sesuatu yang akan membuat nilaimu menjadi besar di universitas ini. Saya belum bisa bilang itu tujuan hidup karena saya yakin esensi dari kata tujuan hidup akan jauh lebih dalam lagi. Mungkin juga ini yang disebut bidang keahlian atau kefokusan atau profesi atau yang lainnya.hehe..

Sudah ditemukan?!

Yak!! itu..hmm.. hehe,,cuma kita yang tau sebenarnya..rasakan dan resapi saja, hati-hati banyak sekali suara yang mengatakan itu mimpimu, tapi nyatanya hanya ranjau penjebak yang seketika menjadi boomm!! dan berantakan sudah kita sebelum berakhir,,hahahah..

Pada umumnya, semakin seseorang dewasa, ia memilih untuk melupakan kehidupan masa kecilnya. Benar memang waktu itu terus berlalu tapi jangan sampai kita kehilangan jiwa masa kecil kita, bukan saat dimana kita tidak bisa apa-apa tapi ingatlah jiwa dimana kita bisa berkhayal setinggi angkasa, dimana kita tidak pernah takut akan apa pun, dimana semua hal begitu menakjubkan. Jangan pernah kita mengaku untuk tidak melupakan jiwa masa kecil kita!!! Hayoo!! kita ini udah gede masa mau kayak anak kecil terus.. Hehe.. nah kita yang memutuskan kan..hmm?!

Sekarang kemana khayalan dan cita-cita kalian?!
terkubur bersama profesi yang kalian tidak suka tetapi kalian bilang terpaksa dijalani?! saya rasa begitu,.sstt,,mengaku lah..yang harus diingat, jauh sebelum kita memutuskan untuk berprofesi seperti ini kita sudah punya mimpi dan tujuan.

terlalu banyak kita berbohong pada hati kita. cukupkanlah jika kalian mulai menyadarinya.

Eits.. Di samping mimpi, tentu ada hal yang kita kenal dengan realitas. Realitas itu apapun yang kita putuskan untuk kita mainkan di panggung ini. Mungkin seperti itu. Baiklah sebut saja begitu untuk membedakan sesuatu yang masih kita bayangkan dengan sesuatu yang akan ataupun sudah terwujud. Mimpi dan Realitas.

Mayoritas kita memandang realitas itu terlalu sempit, terlalu negatif, terlalu takut, terlalu apa ya saya menyebutnya, hmm mungkin merasa terlalu tidak mungkin dari mimpi yang kita ingin wujudkan. Akhirnya dibuatlah pengalihan-pengalihan dalam pikiran kita.

Satu sketsa dalam hidup kita, kita memutuskan untuk masuk perguruan tinggi padahal belum tau jurusan apa yang paling kita suka kita memutuskan begitu saja karena kita sudah lulus malu kalau tidak kuliah. Akhirnya, kita cari yang paling favorit, yang paling keren dipandang orang. Setelah masuk, tibalah masa-masa pencarian, masa-masa pemilihan suka ini suka itu, memaki ini bukan jurusan harapan gue, tapi ya sudahlah mau apa lagi?Hayoo ngaku!! Lalu saatnya menjelang kelulusan, tiba kita memaki skripsi kita. Tiba kita merasa Tuhan itu sebagai dewa penolong, berharap mengirimkan keajaiban untuk tidak perlu mengikuti sidang akhir dan lulus begitu saja. Dan inilah saat kita menetapkan sesuatu seharusnya.

Dan bodohnya, hal ini terulang saat kita memutuskan untuk mencari kerja. Benar kan?! Kita lulus kuliah, melihat teman-teman kita sudah mendapat kerja akhirnya kita ikut-ikut karena ijazah masih fresh nih sayang ga dipake, masa sarjana nganggur. Saat sudah dapat, lalu interview, padahal sih masih terpikir gue ga suka dengan bidang ini tapi masih saja mengalihkan dan membuat jawaban sekeren mungkin agar bisa diterima, ya udahlah daripada ga dapet kerja, lagian gue terlanjur pilih jurusan itu ijazah gue cocoknya ya buat bidang ini, yang penting keluarga gue ada yang nafkahin juga. Terus begitu sampai kita menikah dan berkeluarga. Lalu kita sebut itu realistis dari sebuah realitas. Hei kawan!! sadarkah jika kita begitu, kita sedang terjeblos? dan sadarkah mimpi kita seolah hilang? tidak kawan, mimpi itu hanya terlupa. Maukah kita terjeblos untuk kesekian kalinya?? Merenggut kebebasan berkespresi kita? Jangan wahai sahabatku! Apa yang akan kita ajarkan nanti untuk anak kita?! pengalaman yang membosankan? Apakah realitas kita hanya sebatas itu?

Seorang senior kost dulu bilang pada saya, "kalo emang lo udah nemuin apa yang lo suka mending lo kejar dari sekarang, jangan sampe kaya gue nih kejebur di sipil padahal gue suka aeronautika, nyesel ai"

Selama masih ada kata nanti, semua masih bisa diubah, tergantung seberani apa kita untuk mengambil resikonya. Dan kembali lagi, saya bersyukur karena menyadari hal ini dan pelajaran ini masih belum berakhir. Dan jalan yang akan kita lalui untuk sampai pun masih teracak-acak, maka susunlah sesuka kita, jika suka dengan jalan acak tidak apa, yang penting sampai pada tujuan.

Sebelum kita memutuskan untuk bekerja, catat dan pampanglah impianmu 5cm di depan keningmu, seperti kata sebuah buku ya. Ternyata benar! dan itu yang akan membuat orientasi kerjamu bukan hanya sekedar untuk uang dan pengisi kekosongan belaka. Tindak lanjutilah mimpimu, jangan hanya sekedar bermimpi, itu tugas kita. Pelajari kesuksesan orang lain untuk bekal kesuksesan kita. Semangaaaattt!!!



regards


ailupika
jika tidak suka maka tinggalkanlah, jadilah pribadi yang bebas. Dan tujuan yang sebenar2nya adalah sesuatu yang membuat kita merasa begitu nyaman. Hati-hati ranjau kawan!

2 Responses so far.

  1. Gimana kalo ternyata kita ga punya mimpi yg jelas?
    Gimana cara memperjelasnya supaya bisa gw taro 5 cm tepat di depan kening gw?
    :(

  2. ailupika says:

    hehe,,
    sebenernya tiap orang punya mimpi..kadang kita kesulitan buat mendefinisikan ini mimpi atau cuma sekedar hobi..mimpi ga harus muluk2..

    cari aja apa yg buat kita merasa begitu nyaman,,kynya lo pernah cerita deh ndro..pasti ke kubur tuh.,gali lagi ayo!!

    semangat!!
    ma kasih komennya^^

Leave a Reply