Sering hidup ini menghadapi masalah. Setiap orang mencoba untuk menyikapinya secara positif. Namun ada juga yang tidak berhasil dengan usahanya. Kebanyakan dari kita meluapkan semua kegagalan kita untuk mempositifkan sesuatu dengan 'menangis'. Saya rasa tingkatan menangis itu berbeda-beda, sama saja seperti frekuensi. Ada yang mengisak saja sekalipun dihadapkan dengan sebuah masalah yang membuatnya begitu sedih, saya tidak bilang masalah yang besar ya!! karena itu relatif dan tidak semestinya kita bilang seperti itu. Saya sebut masalah yang membuatnya begitu sedih. Ada pula yang mengerang meskipun dihadapkan pada masalah yang tidak begitu menyedihkan. Artinya itu semua adalah penyamaan frekuensi hati. Setiap orang berbeda memandang sebuah masalah. Begitu bukan?!
Banyak yang bilang, menangis itu tidak menyelesaikan masalah. Jadi untuk apa menangis?!
Yap benar! tapi tidak selamanya begitu..
Mari coba memandangnya dari sisi yang berbeda. Siapa bilang menangis itu tidak menyelesaikan masalah? justru dengan menangis, langkah awal kita untuk bisa menyelesaikan masalah akan kembali terbuka. Menangis itu simbol sebuah kelapangan hati yang kembali terbuka.
Seseorang bilang pada saya, "Menangis itu tidak ada artinya, tapi melegakan kan?"
Memang tidak ada "artinya", bagaimana kalau kita sedang menangis?
heuuu,,heuuu,,heuuu,,heuuu..hiks..hiks...heuu..heuu..
apa coba maksudnya "haheuhaheu"? tidak tau kan? yang penting legaaaa....
terkadang sesuatu yang tidak kita tau maknanya itu akan lebih melegakan, ketimbang tau maknanya, membuat kita berpikir ngalor ngidul mengartikan ini itu malah pusing sendiri.
Banyak orang yang terlihat gengsi untuk menangis di depan orang. Dan akhirnya berlagak sok kuat dan angkuh. Banyak juga orang yang terlihat terlalu mengumbar tangis di depan orang sehingga terlihat cengeng. Hmm.. mungkin bukan itu. Mari kita positifkan lagi pikiran kita. Kalau kita berpikir seperti itu bisa mengartikan yang lain-lain nanti.
Menurut saya, menangis itu juga sebuah amal, amal untuk diri kita sendiri agar bisa melapangkan kembali semuanya. Lalu orang bilang, kamu kuat banget! kaya cowo! ga pernah nangis masa! Bukan begitu, karena saya menganggap tangisan itu sebuah amal, apa perlu saya beritahukan kapan saya beramal? tidak kan? yang penting lega dan kembali menjadi benar-benar plong.
Bagaimana dengan orang yang memang suka meluapkan tangisannya kepada orang lain? apa dia sombong memperlihatkan amalnya? bukan begitu juga, dia pun beramal dengan bercerita kepada orang lain untuk bisa membagi berita dan pengetahuan baru mungkin.
Jadi semua orang punya caranya masing-masing untuk meluapkan sesuatu yang membuatnya lega. Jika kita melihat seseorang yang tidak pernah menangis di depan orang lalu dia menangis di depanmu, maka rangkulah dia karena pasti masalahnya sudah benar-benar membuatnya merasa tidak nyaman. Lalu jika kita melihat seseorang yang sering menangis di depan orang, dia menangis di depan kita, maka biarkanlah dia, pasti dia butuh waktu untuk merenungkan semua yang dia rasakan ketimbang mendengar ocehan-ocehan kita yang membosankan dan membuatnya terus mengulang tangisnya.
Setelah menangis, mari kita tersenyum^^
Sebuah lagu yang mengingatkan saya bahwa menangis itu bukannya tidak perlu.
Eri - Menangislah Untuk Tersenyum
Kau mencoba tuk melihat ke atas
Dalam segala kelelahanmu
Kau mencoba tuk tegakkan bahumu
Dalam segala beban hatimu
Menangislah jika kau ingin menangis
Namun kembalilah untuk tersenyum
Kan kupinjamkan bahuku untukmu menangis
Kan kuhapus air mata yang basahi pipimu
Dan kugenggam erat tanganmu takkan kulepaskan
Kan kupeluk dirimu dengan segala rasa sayangku
regards
ailupika
menangislah sepuasmu kini, karena nanti saat tiba waktumu menjadi orang tua, jangan pernah menangis di depan anakmu