Saya beruntung bisa belajar lebih cepat dengan hanya memperhatikan suatu hal. Sudah sejak enam bulan lalu perhatian saya tertuju pada sesuatu. Sesuatu yang baru saja saya sebut kotak pandora. Sebuah mikrokosmos dari legenda yang merasuki Zeus pada Aprodhite. Seketika saja isi kepala saya melintaskan nama itu dan inspirasi itu datang karena perhatian saya yang selalu tertuju pada kotak itu. Setiap hari, saya meneliti, merefleksikannya, membolak balik, terkadang membandingkan.
Awalnya, seseorang bercerita tentang legenda kotak ini. Saya tidak pernah percaya, karena saya tidak akan percaya sampai saya menyaksikannya dengan mata kepala sendiri. Cerita itu tidak pernah meracau sebelumnya. Tapi mengapa mereka selalu saja menyebut-nyebut kotak itu. Rasa penasaran saya mulai membuncah. Dan akhirnya saya putuskan untuk mencari tau kotak itu lewat jaringan internet di rumah. Saya dapat informasinya, saya dapat gambarnya, saya dapat sedikit penjelasan tentangnya. Tidak terlalu berpengaruh, "masih lebih bagus milik saya". Itu reaksi saya pertama kali, tepatnya reaksi ego saya. Saya sangat yakin kotak itu tidak akan mempengaruhi saya, karena saya tidak tau dimana kotak itu berada. Layaknya sebuah legenda. Tersebar dari mulut ke mulut namun hanya tau lokasi awal mula tersohor, tidak spesifik.
Singkat cerita. Desas desus itu masuk lebih dalam ke dalam pikiran saya. Saya semakin penasaran. Saya mulai memutuskan untuk mengenal kotak itu lebih dekat, meskipun saya tau suatu saat jika orang-orang tau, saya akan merasa malu karena sok tidak mau tau atau bahkan mungkin terkena getah dari legenda bencana kotak itu. Saya tidak bisa menahan rasa penasaran saya saat itu, melihat kotak yang begitu mirip dengan kotak milik saya. Mencari keistimewaan kotak tersebut. Membandingkan dengan milik saya. Meskipun setelah itu hanya kesal dan rasa tidak terima yang ada. Terus begitu setiap hari. Dan lama kelamaan saya terbuai oleh kotak itu. Saya mulai menyamakan kotak milik saya, padahal kotak milik saya jauh lebih istimewa, meskipun itu hanya alih-alih. Seseorang bilang pada saya, "belum tentu yang orang lain bilang tentang suatu hal itu yang sebenar-benarnya". Saya masih belum menyadari kata-kata itu. Saya terus saja asik meneliti, mencari kelemahan kotak itu namun tak kunjung saya dapatkan.
Sampai suatu hari, saya menyadari bahwa saya telah memodifikasi kotak saya, menjadi mirip dengan kotak pandora tersebut. Yang tadinya kotak saya lusuh, kini tidak lagi. Tapi mengapa saya masih saja berharap menyentuh langsung kotak tersebut. Saya teliti lebih jauh lagi sampai akhirnya terbiasa bahkan terlalu biasa. Tanpa sadar saya telah mengenal terlalu jauh tentang kotak tersebut, tapi saya tak pernah mencoba mencari tau bagaimana isinya, apa isinya? Saya terfokus pada kotak saja selama ini?! Saat saya menyadari esensi kotak saya dengan kotak pandora itu. Isinya sama saja. Harapan dibalik bencana. Itu saja. Tapi saya menang, karena saya menyadarinya terlebih dahulu bahwa esensi kotak kita sama wahai pandora. Sekalipun saya tidak pernah menyentuh kotak milikmu. Sementara kotak mu begitu saja, istimewa namun hanya selayaknya kotakmu. Kotakku berubah menjadi tidak biasa lagi. Karena aku tau rahasia kotakmu.
regards
ailupika
terima kasih u/ pandora di sana, kotakmu memberikan pelajaran kepadaku