Kawan, calon ibu dan ayah sekalian, rekan rekan sekaligus sahabatku, anak jalanan sudah membludak. Miris melihat mereka berkeliaran di jalanan. Berkata kotor, menyanyikan lagu cinta yang belum mereka mengerti, merokok, mati karena oplosan minuman keras, narkoba, stres, perceraian bahkan kekerasan, mereka saksikan di depan mata kepala mereka sendiri, bukan sedikit tapi sudah semakin membuncah.
Tidak hanya cukup dengan memberikan receh karena mereka mengamen dengan suara dibawah pas pasan, bermodal kecrek beras, atau ukulele dan gendang buatan untuk anak ukuran hampir remaja. Saya kadang berpikir dalam bis kota, kalau saja kami yang memberikan uang receh ini kepada mereka tau dimana tempat penyaluran yang benar, mereka tidak akan mau lagi mengamen karena tidak ada yang mau memberi mereka uang. Mereka bisa mendapat uang dengan modal kreatifitas mereka yang tidak hanya sebatas kelas bis kota. Saya yakin mereka begitu pintarnya.
Budaya ini semakin menjauh sahabatku, mari kita sadari. Banyak orang pakai BB mengubah mereka menjadi autis, menggantikan peran komunikasi sesungguhnya, dimodifikasi dan jadilah sesuatu yang canggih. Yang dahulu cukup hanya surat menyurat, kini terkesan norak. Sudah cukup bisa telepon dan sms, kini terkesan kolot. Semua terus berkembang. Mengikuti keserakahan kita. Lalu anak-anak? orang tua mereka tidak ingat bahwa nafsu mereka untuk terbahak setiap menonton sebuah sajian program TV dicontoh dan membuat anak juga ikut ketergantungan. Kadang mereka melarang, tapi tidak menunjukkan perlakuan yang sama pada anak.
Bukan dengan mengkambinghitamkan media, tidak mungkin pula memusnahkan media yang kini sudah bercampur dengan teknologi. Berhenti mengkambinghitamkan, lebih baik diam dan amati saja, lalu catat!! jika berani maka suarakan!! Budaya ini bisa hilang karena rasa yang selalu membuat hal itu berkurang satu persatu, rasa iri, rasa takut, rasa cemas, rasa malas, rasa, rasa, rasa, rasa,..... lalu?Lalu siapa yang akan merambah kembali akar-akar budaya ini?
Semua sudah terlanjur, penyesalan hanya menghambat perkembangan kita.
Stop bertanya, kalau bukan kita siapa lagi??
ubah persepsi, kalau bukan kita anak-anak kita kelak yang akan mengembalikan ini semua..
jawaban penuh harapan itu lebih membahagiakan..
Ayo mulai mencatat pesan kecil yang akan menjadi setumpuk pesan untuk calon anak kita semua, kenali kesalahan-kesalahan masa lalu kita dan catat untuk bekal kita belajar pada anak kita agar tidak kembali terulang. Pelajari setiap pelajaran, telusur jejak kehidupan kita setiap hari, catat yang benar, kenali yang kurang benar lalu kembangkan dan olah agar menjadi benar. Temukan metode brilian untuk anak kita belajar.
Jauhkan trauma masa lalu kita pada anak kita kelak, anak tidak mesti sama dengan orang tuanya. Buat mereka temukan jalan kebebasan mereka. Mari kawan! perasaan dan cinta memang sering menyibukkan kita, begitu juga uang. Dengan alibi masalah ekonomi!! ayo jujur pada diri sendiri!! sibuk dengan akhirat karena rasa takut dosa atau mengharap pahala. Tuhan tidak perlu diingatkan soal pahala dan dosa.
Rancang semuanya!! Anak bukan semata-mata anugerah Tuhan yang dengan kuasanya sudah ditetapkan watak dan masa depannya. Bayi ibarat gelas kosong yang belum terisi sama sekali, sehingga isinya bergantung pada orang tua dan kondisi lingkungan sekitarnya, bahkan sejak masih dalam kandungan.
Mari mulai mencatat!!
Hidup hanya pengulangan, jika tidak memodifikasinya akan terasa membosankan..
Regards
ailupika
Karena saya peduli pada anak jalanan
Saya sedang membentuk jejaknya...
waw. ini keren banget. penyemangat kelas berat :)
terima kasih pungky,,salam kenal^^