Lost Hurt!!



Dengarkan kesahku hari ini..

Mulai hari ini...

Tidak ada lagi usap peluhnya di rambutku yang acak-acakan. Ucap galaknya yang begitu peduli. Uang THR gratisan yang selalu ditunggu tiap berkunjung. Tatapan tajam di setiap penampilanku. Hilang sudah kata cucu dari mulutnya. Ciuman kasar dari kumis putihnya yang dulu begitu aku benci. Haha. Aku tidak menyangka jadi sesesak ini. Dulu aku lebih merelakannya pergi karena sakitnya. Dulu sekali tiga tahun yang lalu. Dia bertahan sampai kemarin. Tapi saat Tuhan mengabulkan itu semua, kenapa rasanya berbeda?

Sesosok wanita pendek, kurus gembil, ringkih dan tertatih mendampinginya tanpa air mata sama sekali. Sosok yang menatih langkahnya untuk mengantar jenazah yang diabdinya selama ini. Dan tugasnya sudah hampir selesai. Ia lemas. Sakit. Menyuap nasinya sendiri dengan lahap. Wajah polos yang tak pernah bisa aku lupakan. Menguatkan kami semua.

Lafaz puji-pujian tak berhenti dari mulut kami. Tatapan penyesalan, rasa bersalah, dan yang paling kami takuti, rasa kehilangan dan rasa rindu yang akan menerpa kami setelah ini. Kejar. Tangis itu kejar. Di luar apalagi di batin. Percaya tidak percaya. Rela tidak rela. Mulai saja terpikir hal macam-macam dalam kepalaku. Aku hanya menikmatinya. Dan bulir sebesar jagung dari dalam mataku keluar begitu saja. Eh. Bocor. Bendunganku bocor. Tidak. Itu meluap. Tekanan terlalu besar. Tidak apa. Biar jadi subur karena luapan itu.

Ada juga tawa. Tawa kepolosan yang sama sekali tidak mengerti. Umi., kenapa eyang dikubur? Lontaran ekspresi rasa penasarannya memuncak, langsung saja gelak ringan dari kami. Anak kecil. Mereka pengganti kami. Satu hal lagi yang aku sesali, mengapa aku tidak tau tahun kelahirannya, tau begitu aku mau minta didongengkan penjajahan jaman jepang dulu.

Ku dan kami kehilangan. Lagi lagi kehilangan. Sementara. Hanya sementara.
Dia akan meniti jalan kesendiriannya dan dia akan membagi ceritanya padaku. Sebelum tiba waktuku. Selamat jalan eyang kakung. Titip salamku untuk sesuatu yang selalu aku coba kenal namun tak pernah bersuara.

Leave a Reply