Heesu : Angels Lie Down


Diam dan Dengarkan flashback saya.
Saya sedang berusaha lari dari sesuatu yang tidak saya sukai. Perasaan membumbung yang seketika harus kandas dan keputusan kembali harus diambil. Yap! Pas sekali sedang libur semester dan saya hanya mengendap di rumah. Satu malam minggu, saya menghabisakan malam dengan para sahabat. Ini babak baru yang entah kesekian kalinya dalam hidup saya. Tidak saya tolak ajakan itu.
"Magang yuk!!"
"Ayoooooo..."
Mungkin kalian akan kaget dimana saya magang. Itu rumah para malaikat. Hee. Terdengar berlebih ya?!

Heesu.
Yayasan anak cacat ganda. Cuma erang tangis, tawa canda, bahasa kalbu, haha. Itu yang saya dengar pertama kali. Riuh namun bukan Ricuh. Bukan suasana yang tenang hanya merasa tentram. Saya tidak tau kenapa?! Perasaan saya yang membumbung, langsung saja buncah. Sungging itu tak pernah lekang dari bibir.

Setelah saya sadari, saya bukan magang, saya bukan bekerja, saya hanya bermain dan mengenal para malaikat yang hampir tidak berdaya. Hmm. Mungkin kelihatannya begitu. Tapi tidak, mereka sangat berdaya. Satu dunia baru yang sampai saat ini masih cukup lekat dalam benak saya. Satu momen yang terlalu indah untuk diingat, momen lain yang begitu sarat akan kenangan dan tak mudah dilepaskan.

Ini cerita saya, sama, tapi berbeda versi dengan tulisan sebelumnya.

Satu orang anak yang memikat saya, membuat saya menganggapnya adik. Anis. Seorang anak cacat polio. Siswa kelas 2 SD padahal sudah berumur sekelas 5 SD. Berdiri tidak sempurna, bahkan masih bergantung pada tembok untuk mengokohkan tubuh lunglainya. Saya sering sekali berkata ini itu padanya,
"Anis, buku yang kemarin aku kasih udah selesai?" cuma cengir yang tersungging dari bibirnya yang berlesung pipit di sudut-sudutnya. Langsung saja terbaca olehku gelagatnya.
"Hmm.. males ah kasih buku lagi. Ga dibaca-baca" Itu reflek saja keluar dari mulut saya, hmm kata kata itu harus diperbaiki ya ai!! hehe
Suatu ketika, saya kesal dengannya karena melihat rambutnya penuh telur kutu. Hah.. Yack!!
"Aniiiisss... ko rambutnya banyak telor kutunya?!!?" saya cabuti satu persatu meski merasa geli. Sambil mencabut kami berbincang dan memberikan saran padanya, saya senang seperti punya adik perempuan saja.
Anis anak yang polos. Hanya kekeh saja tiap kami ngobrol. Kadang ia cerita tentang sahabatnya, sekolahnya, tapi selalu mengelak saat saya ajak belajar. Huh. Suatu saat saya datang ke rumah Anis untuk menjenguknya, tidak menyangka rumahnya begitu sederhana, bahkan jauh dari sederhana, lantai tanah merah berbalur semen seadanya, kandang kambing di depan rumah, pohon jambu kalau tidak salah juga tumbuh di pekarangan, bangku teras kusam, dan mereka semua masih bisa hidup. Miris tapi saya tidak ingin kasihan, karena cuma cengeng saja yang timbul kalau merasa kasihan. Saya semakin simpatik pada Anis. Semangat terus Anis!!!hoho..

Masih banyak momen lainnya, tingkah usil Esa. Si Autis super jahil. huaaaaa... arang untuk bakar ayam disiram air dari ember sama dia. Dia juga super unik. Dan saya juga super simpatik kepadanya. Anak gunung ko' item. Hahahaha... Banyak hal yang belum bisa saya ceritakan tentang Esa, keluarganya jauh dari yayasan. Rumahnya seperti gubuk. Tuhaaan. Sudah sudah saya tidak mau membahasnya. Dia ada di yayasan sudah cukup senang untuknya dan keluarganya.

Ima, bocah yang kelewat perasaan. Tingkahnya baik sangat, pintar, katanya perkembangan lebih pesat dari yang lainnya. Tapi kalau sudah ngambek bisa berhari-hari jadi drama queen. Sigh!! haha..

Frida, gadis kecil cantik autis, pandangannya selalu kosong. Asik dengan dunianya. Berjalan tanpa menapakan tumitnya. Tapi sedang dilatih agar berjalan normal.

Elsya. Cici. Gadis CP yang juga pintar. Sempat yayasan dibuat heboh dengan hari ulang tahunnya yang sebenarnya. Hahaha. Pegawai yayasan tau kalau ulang tahunnya masih satu bulan lagi, tapi dia mengaku hari itu lah ulang tahunnya. Heboh cari sana cari sini. Hadiah jepitan sudah ditagih tagih olehnya. Si mami -pengasuh cerewet super gaooll- yang jadi sasarannya.

Hah. tidak habis kalau saya ceritakan semuanya di sini.
Saya pernah bertanya. Apa mereka bisa sembuh?

"Mereka tidak bisa sembuh sepenuhnya, tapi paling tidak mereka bisa membuat diri mereka mandiri"

Selalu ada harapan dan jawaban yang menyenangkan jika mau mencoba. Meskipun tidak sebesar yang diharapkan. Tuhan maha tau. Semoga mereka selalu dilindungi.


Love Y'all
Regards

ailupika
kadang saya menyesal masuk ke sana, karena kenangan yang kadang meneteskan air mata, tapi saya beruntung dan bersyukur dapat kesempatan itu.

heesu.org atau
simpatisan lain : indahnyabersabar.wordpress.com

Leave a Reply