Terus berbohong. Itu saja. Aku tidak ingat dimana aku harus jujur dan dimana aku harus bertopeng. Semuanya terus terpendam begitu saja. Menangis bersama Tuhan, karena hanya -Nya yang sangat tau. Sekali kuungkap ini pada seseorang, hanya lalu saja. Kembali lagi terkubur dan aku terus memilih diam. Tak pernah lagi ingin kubagi.
Aku lelah terus berbohong. Bahkan pada diriku sendiri. Itulah kebohongan terbesar yang aku lakukan. Hingga tertimbun dan aku tenggelam. Saat seseorang datang untuk menyelamatkanku, aku tak pernah menggunakan bahunya untuk menangis bersamanya. Aku angkuh dan terus saja asik dengan kebohonganku. Padahal aku membutuhkannya.
Beberapa saat yang lalu seseorang yang menjadi inspirasi, ku tau juga sedang mengalami hal yang sama lalu tergores begitu saja keluh kesahnya. Ternyata sejak lama aku mengalami hal yang sama dengannya dan aku juga ingin meluapkan ini. Cengeng!! ya betul. Aku ini cengeng kalau kalian mau tau. Tapi aku juga keras. Aku hanya ingin Tuhan yang melihat air mataku. Bukan sesiapa pun.
Saya ini sekarat. Saya ingin berdamai dan berhenti berbohong. Hanya itu.
