Foto dalam Dompet



Seri Percikan

#06. Foto dalam Dompet



Tempo hari, hari dimana aku menganggapnya sebuah hari yang genting untuk mempersiapkan upacara wisudaku. Aku belum mempersiapkan apa pun, di sisi lain semua temanku sudah mempersiapkan semua dengan matang, ya paling tidak setengah matang. Tapi aku? aku masih sangat mentah. Untunglah ibuku punya banyak kostum yang bisa aku pinjam. Tetap saja, masih belum merasa puas. Arrrggghhh,,,kenapa wanita harus selalu rumit.

Sebuah hal lucu jika diingat. Beberapa hari yang lalu saat aku pergi ke kampus dan berkumpul dengan teman-temanku. Tidak seperti biasanya, hari itu lebih banyak teman wanitaku ketimbang teman lelakiku. Obrolan dimulai dari karir, ijasah, lalu upacara sakral yang kami nantikan, wisuda. Hoah!! rasanya lega kalau mendengarnya, beban rasanya terlepas, meskipun sedikit dan aku tau akan lebih banyak lagi beban yang timbul setelah ini. Ujung pembicaraan tidak lain dan tidak bukan, karena di sana banyak teman wanitaku, adalah kostum alias kebaya. Hadooohhh,,,rasanya mereka sudah benar-benar matang ya persiapannya, sementara aku cuma bengong karena tidak tau harus bicara apa. Saat itu memang aku benar-benar sibuk dengan pekerjaan yang cukup membuat aku merasa terjerat, tapi tak apa. Karena hal itu, aku tidak bisa mempersiapkan upacara wisudaku dari jauh-jauh hari seperti teman-temanku yang lain. Sampai akhirnya teman lelakiku angkat bicara karena melihat aku hanya diam. "Ra, udah mending lo pake kemeja gue aja, hah??gimana??gue pinjemin dah" berhubung aku sadar mereka hanya bergurau, aku membalasnya, "eh,okok..nanti gue kecilin deh kemeja lo, skalian pinjem jas lo ya?"
"okok" balas temanku. Hahaha..sudah biasa, padahal bukan karena aku tidak mengerti apa yang teman wanitaku bicarakan, hanya saja aku memang tidak punya bahan cerita untuk dibagikan mengenai kostum wisudaku nanti, jadi ya aku pilih diam.
Dari sana, ternyata baru aku sadari lagi bahwa wanita benar-benar membutuhkan dana ekstra untuk segala macam resepsi/perayaan. Tidak salah aku kumpulkan uang sendiri untuk dana ekstra itu.

Hari Rabu,
Aku putuskan pergi bersama ibuku, mencari semua keperluanku. Dari mulai ngobrak ngabrik lemari ibu, nyari kebaya, nyari kain, nyari torso, nyari batik, nyari sepatu. Oh God!! kasian ibu. Untunglah semua ketemu. Hari masih pagi,

Sekitar jam 10
kami sampai di sebuah pusat perbelanjaan, aku pikir belum buka, ternyata sudah meskipun baru beberapa toko. Lantai dasar kami clingak clinguk, tidak ada toko yang kami cari, lalu kami turun ke lantai bawah. Toko Batik!!! wuuuzzzz,,, langsung saja aku dan ibu masuk. Kami menemukan yang sesuai, baiklah langsung ambil saja. Masih belum puas, kami keliling lagi, mencari sepatu. Arrgghhh,,sungguh hari yang melelahkan.
Sampai di sebuah toko sepatu, ibu memberikan saran ini itu, "ini lebih bagus, ah masa pake itu"
hah begitulah ibu, terkadang buat aku bingung sendiri, tapi aku pun tidak ingin kalau beli sesuatu tanpa ibu. Akhirnya aku temukan yang pas untukku, meskipun ibu agak tidak yakin aku bisa memakainya. Tawar menawar pun terjadi, dapatlah harga yang pas. Ibu membayarnya, aku kaget saat ibu membuka dompetnya, itu fotoku. Berdua dengannya. Rasa terharu ada, tapi tak ingin aku ungkapkan. Aku pikir ibu tidak pernah peduli padaku, karena setiap aku pergi kemanapun tak pernah ia tanya tentang kabarku. Tapi kalau Sonata atau Athrun pasti dikhawatirkan. Huff. Tapi kini jelas, ibu sangat sayang padaku.
Sebuah penghargaan besar untukku, fotoku terpampang di dompet kecil ibu yang selalu ia buka setiap hari. Aku memang nakal ya bu!!hoho...


Regards
Kirana Sephiria

u/ ibu
simpan terus aku dalam hatimu ya buu..
love you mom

Leave a Reply