Berebut..!! Oi..Oi..



Seri Percikan

#04. Berebut
..!! Oi.. Oi..

Rasa bersalahku pada Akar tidak lagi membuatku terlalu memikirkannya. Pagi ini sebuah telepon dari teman kuliahku mengajak aku untuk berbicara hal yang tidak terlalu penting.

Jam 08.01
Handphone ku berdering. Awalnya tidak aku sadari hal itu, setelah ku cari asal bunyi itu langsung saja ku kejar dan kudapati suaranya. Handphoneku berdering di atas meja dengan mode vibratornya membuat meja ikut berderap, drrrttttt...drrrrttttt.... badan handphoneku beradu dengan meja di kamarku. Tak ku biarkan hal itu lama, khawatir bagian belakangnya lecet, langsung saja ku genggam dan ku lihat siapa yang menelepon. Aku kira Ares yang meneleponku, ternyata seorang teman. Teman kuliahku, Tiyur.
"Halo" langsung saja aku menjawab
"Halo, ra.. lo dimana?" tanyanya.
"Di rumah yur. Kenapa?"
"Ga nih, gue mau nanya, emang uji kompetensinya gimana sistemnya sih?"
bla.. bla.. bla.. bla.. bla.. bla..
Obrolan kami jadi semakin panjang, kami membicarakan sistem ujian di kampus yang tidak begiu jelas. Hhh.. jujur saja aku juga dibuat bingung dengan sistem di kampusku. Dosennya pake segala bikin 'kubu-kubuan' lah. "Ga ngerti siapa yang bener"

Sejak kami semester 3, hal itu sudah bukan menjadi rahasia lagi antara mahasiswa dan dosen. Kubu satu menjelekkan kubu lain, ada yang berusaha mengungkap kebenaran, ada yang berusaha menyelubungkan kesalahan, ada juga yang sok sok-an netral tapi ga tau deh bener apa ga nya. Saat itu, kami hanya mengikuti yang menurut kami bisa menguntungkan kami, agak terlihat seperti penjilat juga sih.. haha..namanya juga mahasiswa. Siapa yang bisa kasih dia nilai tinggi pasti di deketin. Lucu juga kalo inget.
Dari cerita mereka yang aku dengar, ada sisi positif ada juga sisi negatif. Yang satu ingin memodernkan dan terus mendaur ulang teknologi yang ada. Bagus banget nih. Aku setuju, berhubung fasilitas di kampus kami yang dari dulu selalu terbatas. Yang satunya tidak ingin hal itu terjadi. Mereka lebih menyukai dasar. "Yang paling penting kita pelajari itu kan semuanya dasarnya, kalo dasarnya aja ga ngerti bagaimana mau mengerti perkembangannya" Hmm intinya, mereka suka mempertahankan teori-teori yang sudah ada agar dasarnya kuat. Benar juga sih. Tapi bodohnya, kenapa mereka tidak mau bersinergi?? keduanya ide yang brilian, tapi setiap hari bertemu di kampus tidak pernah saling menegur, tidak juga saling berpikir positif. Entah mana yang berusaha untuk beritikad baik. Intinya, mahasiswa selalu jadi korban, ketakutan pilih pembimbing skripsi, khawatir pengujinya dari tim lawan dan mereka akan saling menjatuhkan. Mana yang lebih dewasa nih sebenarnya?

Hooo...hallooo...
Mau sampai kapan bung???
Manusia itu selalu cinta akan kekuasaan, akhirnya cinta itu berubah menjadi gila dan akhirnya namanya jadi cinta gila. Hahahaha...
Sebuah kata yang diucapkan lady Mishil (pemimpin dinasti shilla, korea) "cinta itu adalah sesuatu yang tidak dapat dibagi dan akan diperjuangkan sampai mati untuk mendapatkan cinta itu, jika kita benar mencintai negara kita maka pertahankanlah, sekalipun dari orang serumpun yang mau merebutnya"

Oooppsss..jadi ngomongin itu terus.
Ayolah pak..bu..damai..kasian adek adek kelas kami..


regards
Kirana Sephiria^^

Ga maksud apa-apa ko,,lucu aja ngeliat kalian,,haha
Yang jelas berharap perubahan

Leave a Reply